Sabtu, 01 Agustus 2015


DROUGHT AND CAUSE EFFORTS TO OVERCOME

Geographical location between two continents and two oceans, and is situated around the equator is a climatological factors cause flooding and drought in Indonesia. This geographical position, and Indonesia hemisphere with tropical monsoon climate is very sensitive to climatic anomalies El-Nino Southern Oscillation (ENSO). ENSO causes drought conditions when the sea surface temperatures in the Pacific Equator middle to eastern warmed up (El Nino). Based on the last 30 years of climate analysis showed that, there is a tendency formation of a new climate patterns that cause climate change. The impact of climate change on the agricultural sector is shifting the start of the dry season which causes changes in cropping patterns due to drought.
Causes DroughtFactors causing the drought are: 1) the existence of climate irregularities; 2) the hydrological balance disorders; and 3) the agronomic drought.Climatic aberrations, leading to the production of water vapor and clouds in most of Indonesia vary from very high to low state or vice versa. This all lead to the condition of normal climatic irregularities. The amount of water vapor and low cloud will affect rainfall, when rainfall and low rainfall intensity will cause dryness.Hydrological balance disturbances, drought also affected by the disruption of hydrological such as: 1) the degradation of Watershed (DAS), especially the upstream experience of vegetated land conversion into non vegetation which causes disruption of ground water infiltration system; 2) damage hydrological catchment area upstream side of the dam and irrigation canals causing filled with sediment, so the capacity of the water capacity declined sharply; 3) low reservoir water reserves stored during the rainy season due to silting caused water reserves dry season is very low thus causing dryness.Drought agronomist, occur as a result of the habit of forcing farmers to grow rice in the dry season with inadequate water availability.Areas that regularly experience droughtDrought usually occurs in areas sebgai following: 1) the area of ​​rainfed agriculture; 2) irrigation area group 3; 3) wild gadu area; and 4) areas of endemic droughtThe impact of the droughtThe impact of drought include: 1) production plant down / low / puso even cause plants to die to the detriment of farmers; 2) Due to the low production in real terms of material and financial losses were large and widespread when it happens, would threaten national food security; 3) causes disruption of the hydrological environment results in a lack of water in the dry season.Category management of drought regionDrought zone management are generally divided into three categories: 1) areas experiencing drought rice field at the same location, the area generally occurs in the lower reaches of irrigation areas, areas that rely on irrigation source streamflow (there are no dams) and rice field area rain water contained alternative sources (waste water, ground water); 2) the area of ​​his land area experiencing drought greater than or equal to the safe areas of drought, the area may occur in the middle / downstream irrigation areas and regions that rely on irrigation source streamflow (there are no dams) and had no trouble getting alternative water source for irrigation; and 3) the area where the fields experienced a drought-prone area is smaller than the safe area, the area generally there are still alternative sources of water for irrigation, although the number is still lacking.The importance of drought managementDrought needs to be managed with the following considerations: 1) continue to increase in rice area affected by droughts that have an impact on the decline in production to crop failure; 2) the occurrence of drought in the same year when the climate anomalies and normal climatic conditions; 3) over a period of climatic anomalies tend to be random so it is difficult to do adaptation; 4) recurrent drought in the same year in the same location; 5) the impact of climate anomalies varied between regions; 6) can only be derived drought magnitude and can not be eliminated. With these considerations so that the necessary management planned with all stakeholders.EffortsTo cope with drought can be done by: 1) the movement of people through counseling; 2) building / rehabilitation / maintenance of irrigation networks; 3) building / rehabilitation / maintenance of soil and water conservation; 4) provide assistance inputs (seeds and fertilizer, specific pumps); 5) develop water-saving cultivation and input (using SRI / PTT). Furthermore, to address the cause of climatological need to do; 1) dissemination of information is more accurate climate forecasts; 2) create a planting calendar; 3) implement and pay attention to the drought-prone maps produced IAARD through interpretation of data.

 
Letak geografis diantara dua benua, dan dua samudra serta terletak di sekitar garis khatulistiwa merupakan faktor klimatologis penyebab banjir dan kekeringan di Indonesia. Posisi geografis ini menyebabkan Indonesia berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat sensitif terhadap anomali iklim El-Nino Southern Oscillation (ENSO). ENSO menyebabkan terjadinya kekeringan apabila kondisi suhu permukaan laut di Pasifik Equator bagian tengah hingga timur menghangat (El Nino). Berdasarkan analisis iklim 30 tahun terakhir menunjukkan bahwa, ada kecenderungan terbentuknya pola iklim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Dampak terjadinya perubahan iklim terhadap sektor pertanian adalah bergesernya awal musim kemarau yang menyebabkan berubahnya pola tanam karena adanya kekeringan.
Penyebab Kekeringan

Faktor penyebab kekeringan adalah: 1) adanya penyimpangan iklim; 2) adanya gangguan keseimbangan hidrologis; dan 3) kekeringan agronomis.

Penyimpangan iklim, menyebabkan produksi uap air dan awan di sebagian Indonesia bervariasi dari kondisi sangat tinggi ke rendah atau sebaliknya. Ini semua menyebabkan penyimpangan iklim terhadap kondisi normalnya. Jumlah uap air dan awan yang rendah akan berpengaruh terhadap curah hujan, apabila curah hujan dan intensitas hujan rendah akan menyebabkan kekeringan.

Gangguan keseimbangan hidrologis, kekeringan juga dipengaruhi oleh adanya gangguan hidrologis seperti: 1) terjadinya degradasi Daerah Aliran Sungai (DAS) terutama bagian hulu mengalami alih fungsi lahan dari bervegetasi menjadi non vegetasi yang menyebabkan terganggunya sistem peresapan air tanah; 2) kerusakan hidrologis daerah tangkapan air bagian hulu menyebabkan waduk dan saluran irigasi terisi sedimen, sehingga kapasitas tampung air menurun tajam; 3) rendahnya cadangan air waduk yang disimpan pada musim penghujan akibat pendangkalan menyebabkan cadangan air musim kemarau sangat rendah sehingga memicu terjadinya kekeringan.

Kekeringan agronomis, terjadi sebagai akibat kebiasaan petani memaksakan menanam padi pada musim kemarau dengan ketersediaan air yang tidak mencukupi.
Wilayah yang biasa mengalami kekeringan
Kekeringan umumnya terjadi di wilayah-wilayah sebgai berikut: 1) areal pertanian tadah hujan; 2) daerah irigasi golongan 3; 3) daerah gadu liar; dan 4) daerah endemik kekeringan
Dampak akibat kekeringan
Dampak terjadinya kekeringan antara lain: 1) produksi tanaman turun/rendah/puso bahkan menyebabkan tanaman mati sehingga merugikan petani; 2) Karena produksi rendah secara riil mengalami kerugian material maupun finansial yang besar dan bila terjadi secara luas, akan mengancam ketahanan pangan nasional; 3) menyebabkan terganggunya hidrologis lingkungan yang berakibat terjadinya kekurangan air pada musim kemarau.
Kategori pengelolaan wilayah kekeringan
Pengelolaan wilayah kekeringan secara umum dibagi menjadi tiga kategori yaitu : 1) wilayah yang sawahnya mengalami kekeringan pada lokasi yang sama, daerah tersebut umumnya terjadi di bagian hilir daerah irigasi, daerah yang sumber irigasinya hanya mengandalkan debit sungai (tidak terdapat waduk) dan daerah sawah tadah hujan yang terdapat sumber air alternatif (air buangan, air tanah dangkal); 2) wilayah yang areal sawahnya mengalami kekeringan lebih besar atau sama dengan areal yang aman kekeringan, daerah tersebut bisa terjadi di bagian tengah/hilir daerah irigasi dan daerah yang sumber irigasinya hanya mengandalkan debit sungai (tidak terdapat waduk) serta tidak kesulitan mendapatkan sumber air alternatif untuk irigasi; dan 3) wilayah dimana areal sawahnya mengalami rawan kekeringan lebih kecil dari areal yang aman, daerah tersebut umumnya masih terdapat sumber air alternatif untuk irigasi walaupun jumlahnya masih kurang.
Pentingnya pengelolaan kekeringan
Kekeringan perlu dikelola dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1) terus meningkatnya luas sawah yang terkena kekeringan sehingga berdampak pada penurunan produksi sampai gagal panen; 2) terjadinya kekeringan pada tahun yang sama saat terjadi anomali iklim maupun kondisi iklim normal; 3) periode ulang anomali iklim cenderung acak sehingga sulit untuk dilakukan adaptasi; 4) kekeringan berulang pada tahun yang sama di lokasi yang sama; 5) dampak anomali iklim bervariasi antara wilayah; 6) kekeringan hanya dapat diturunkan besarannya dan tidak dapat dihilangkan. Dengan pertimbangan tersebut sehingga diperlukan pengelolaan terencana dengan semua pemangku kepentingan.
Upaya-upaya
Untuk mengatasi kekeringan dapat dilakukan dengan cara: 1) gerakan masyarakat melalui penyuluhan; 2) membangun/rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi; 3) membangun/ rehabilitasi/pemeliharaan konservasi lahan dan air; 4) memberikan bantuan sarana produksi (benih dan pupuk, pompa spesifik lokasi); 5) mengembangkan budidaya hemat air dan input (menggunakan metode SRI/PTT). Selanjutnya untuk mengatasi penyebab klimatologis perlu melakukan; 1) penyebaran informasi prakiraan iklim lebih akurat; 2) membuat kalender tanam; 3) menerapkan dan memperhatikan peta rawan kekeringan yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian melalui data interpretasi.



0 komentar:

Posting Komentar